Monday, December 2, 2013

Semua bermula dari sebuah ketidak sengajaan. Ketika hati mulai berpaling dari degup cinta tak berarti, seorang laki-laki hadir pada momen yang membuat semua menjadi buram. Syariat tergadai, dan keistiqomahan ternodai. Permainan iblis terlampau manis seolah-olah itu sebuah pertemuan yang sudah direncanakan oleh Allah. Ia menelusup kejiwa insan yang lemah iman. Diantara sepertiga malam tertuang bait doa pada-Nya. Didoa terakhir handphonenya berbunyi. Sebuah pesan singkat tertata rapi di handphone kesayangannya.
”duhai jiwa-jiwa yang berselimut, bangunlah dan kerjakanlah sholat sebagai ibadah tambahan bagimu”. Adhwa yang baru selesai berrnunajat pada -Nya membalas dengan sederet kalimat singkat “ ya terimakasih, Alhamdulillah saya sudah, maaf anda siapa?”balasnya. Dan ternyata pesan singkat itu berakar. Sipemilik nomor itu membalasnya”anda akan tahu sendiri suatu saat nanti”. Adhwa menghela seraya mengetik balasannya“ ya sudah, siapapun kamu saya ucapkan terimakasih”.

Percakapan melalui sms semalam, tidak hanya sebatas malam itu saja. Ternyata keingintahuannya yang sangat besar membuat Adhwa penasaran dengan sosok religius. Adhwa tahu dari sahabatnya. Perkenalan dengan sosok religius berlanjut pada telpon seluller. Hingga suatu hari dia berani menelponku, hingga hari-hari berikutnya. Tapi , dari sahabatnya adhwa tahu kalau ia sudah punya pacar. Hubungan mereka telah terjalin selama 2 tahunan. Fakta itu membuatnya geram dan itu ia katakan pada sahabatnya yang juga tidak mengerti hal itu. Adhwapun tidak terlalu menanggapi sms dari sosok itu lagi. Hingga sahabatnya mengatakan jika ia dikabarkan sudah putus dengan pacarnya. Adhwa tak habis pikir kenapa ia melakukan hal itu? Yang ternyata selama ia berhubungan dengannya, sudah ada konflik diantara mereka. Keakraban itu kembali terjalin setelah fakta itu ia terima, egois memang tapi itulah yang terjadi. Adhwa hanya mengenalnya di telpon seluller.

Hari ini adalah terakhir adhwa melaksanakan ujian akhir nasional, yang semuanya fiktif. Letih dan terik panas matahari tersingkirkan oleh nafas kelegaan. Sesampai dirumah adhwa merebahkan tubuhnya dibilik. Ponselnya berbunyi, ternyata ada satu nama disitu” cahaya kecil disepertiga malamku”. Itu nama khusus untuknya. Adhwa tidak menduga jika ternyata dihari itulah ia mengatakan untuk mengajak serius menjalin hubungan lebih dengannya. Dia tidak ingin hanya sebagai teman. Virus merah jambu memburamkan pernyataannya saat diskusi kelas. Jika pacaran haram!. Itulah awal statusnya, dan awal kerapuhan menjalankan akidah. Saat itu adhwa belum bertemu ataupun mengenalnya secara pasti. Tapi keyakinannya agar menerimanya begitu kuat. Hingga perkenalan secara nyata terjadi setelah ia menjadi kekasih tak halalnya. Lembut dan halus setan merasuk dalam setiap jiwa manusia.

No comments:

Post a Comment