Monday, December 2, 2013

Sebuah cerita bermakna
Yang ingin ku tulis
Bukanlah sebuah mimpi
Yang terbang melayang
Hanya di atas angan-angan
Rasa sepi di tengah keramaiaan ini
Buat ku tau apakah aku bisa
Menggapai dengan kelebihan ini
Ku lakukan karena satu “Tuhan Maha Tahu”

Tetes embun yang mengalir mengayun di dedaunan,membangunkan ku saat sinar sang fajar merambat di sela-sela jendela kamarku,ku coba membuat tubuh ini terbangun dan merasakan indahnya mentari hari ini,Nanda itu nama ku,gadis manis yang mencoba mengubah sebuah kekurangan menjadi satu yaitu keajaiban yang akan membawa ku menjadi pribadi yang tangguh,ku coba gerakkan tulang-tulang ini yang mulai rapuh termakan waktu,tapi aku percaya bukan waktu yang akan melenyapkan impianku menjadi pemain balet nasional .balet olahraga yang membuat ku bisa merasakan indahnya nada-nada tenang yang tak kutemukan di setiap aktivitasku,ku bangkit dan berjalan tertatih melewati setiap jengkal anak tangga yang mulai bergoyang di mata ku,satu tujuan ku pagi ini melihat sejuk indahnya pagi ini dan mendegar kicauan burung yang bernyanyi ,ku berjalan menuju kursi kayu tua yang berdiri tegak di ujung halaman rumah ku terlihat ibuku memetik beberapa cabe hijau yang mungkin kan tertata rapi di meja makan .
Duduk beberapa menit di sini membuat tulanggu berdenyut sakit ,sebelum ku tak biasa bangkit ku coba kuatkan kaki ku dan mulai berjalan ke tempat dimana cabe-cabe dan beberapa menu pagi di tata rapi di atas sebuah corak kotak yang seumur dengan tangga reot tadi.“Nanda……..,cepat ke sini”,ibuku berteriak,Aku kaget mendengar suara ibuku,aku berlari kecil dan mencoba lebih cepat sampai ruang makan ,aku duduk di samping ibuku ,suasana ini telah ku lewati selama lima tahun semenjak ayah tiada,menu biasa yang menghiasi meja ini tempe tahu dan sambal yang di hiasi cabe segar tadi

Watashi wa Nanda desu,ku perkenalkan diriku di tengah pelajaran bahasa jepang sensei Kurosaki,tetapi kedua mata ini tetap menatap tajam ke ujung ruangan dimana dia duduk dan terlihat sibuk dengan Shoudo yang membuat tangan ini gemetar,lima menit lagi pelajaran ini tergantikan oleh canda dan tawa siswa di sini,ku begegas merapikan buku-buku, ku berjalan bukan ke tempat dimana anak-anak berkumpul,aku memilih menuju ruang balet di ujung koridor sekolahku dimana dulu aku biasa menari“Nanda……kemarilah”Nia memanggilku,Nia temanku yang dulu satu tim dengan ku,aku duduk di bawah alas karet tempat anak-anak menari indah, bersama Nia sambil melihat teman-teman ku memulai permainan”Nanda ayo kita ikut latihan”,Nia mencoba membujukku untuk ikut menari dengan mereka,dan akhirnya aku menggerakkan badan ku ,kira-kira setengah jam aku menari,mata ku mulai tak setajam tadi lagi,aku berlari dan mencoba melakukan gerakam berputar,aku melompat dengan menggerakkan seluruh ototku,aku menari dengan semangat dan Nia berkata, “Nanda….Nanda….Nanda” ,kakiku tak biasa gerak dan kaku aku mendarat dengan kerasnya membenturkan punggungku ke ubin di pojok ruangan,suasana seakan berubah aku tak lagi dapat merasakan tubuh ku,mata ku terlelap saat ku mendengar sirine mengaung di udara,detik demi detik berlalu dan mataku mulai dapat menyentuh secercah cahaya,ku mendengar sayup-sayup suara ibu ku yang kelihatannya berbicara dengan dokter,beberapa menit kemudian mata ku sudah dapat melihat kembali indah dunia ini,ibu ku menghampiriku dengan bekas air mata di matanya.

No comments:

Post a Comment