Happy Monday,aku di ajak lucas berkeliling perkebunan karet tanpa di
temani kursiku ku di papah lucas ke sentral perkebunan dimana berdiri
gubuk yang rindang dan sangat menyejukkan,sesaat saat kita tiba di sana
rintik hujan mulai mengguyur kawasan perkebunan,degan kaos yang aku
gunakan dingin perkebunan sangat menusuk raga ku,badan letih,lemah,dan
tak berdaya rasaya ingin di rumah tertidur dengan selimut dan teh hangat
di sampingku,hujan semakin deras saat mata ku mulai redup di
pangkuannya,detik demi detik ku lewati dengan tubuh terbalut dingin
udara pagi.
13.04,ku sampai di rumah tak berdaya di gendongan
Lucas,terlihat ibu ku sangat kawatir dengan ku yang tampak tak
berdaya,Lucas membaringkanku di kamarku,ibuku segera menghampiri dengan
membawa segelas teh di tangannya,lucas menemaniku bahkan saat aku sudah
terbangun dari tidur panjangku,Lucas dia terlihat lelah tersipu tidur di
genggaman tanganku,dia terbangun karena sadar aku tlah kembali dari
tidurku,Lucas pun kembali ke kehidupannya tepat tengah malam.
Pagi
yang indah di hiasi seyum Lucas di ambang pintu rumah ku,aku dan ibuku
terlihat sibuk di meja makan saat dia datang,aku memang sudah sehat tapi
tak seperti yang kau ihat,tubuhku tetap terasa layu walau hanya
memangku separuh tubuhku,sedikit kaget melihat Lucas berpakaian rapi dan
tampak lebih tampan,hati ini senang dan beranjak berdiri dan berjalan
ke arahnya,ku mulai berdiri dan berjalan,”Hati-hati…….”,Lucas
menghampiriku dan merangkul tubuh ku,lalu kami bertiga terlelap dalam
canda dan tawa makan pagi ini,satu jam tak terasa mata ku berputar
dengan tulang belakang yang terasa sakit,karena lama di kursi kayu ini.
17
juni,tubuhku serasa membatu tak bisa di gerakkan karena penyakit ini 2
hari sudah ku tak bangun dari tempat tidurku,mungkin aku akan pergi di
tempat dimana aku di lahirkan,”Rumah tua ku”,ku rasa aku sudah tak kuat
lagi mengemban penyakit ini telalu lama yang mulai merusk ruas-ruas
tulangku ,Lucas pun sudah mulai menjauhiku entah perasaanku atau
keyataan yang ada,Lucas tak datang seperti dulu saat aku membutuhkannya
dia selalu di sisiku,atau mungkin Lucas sibuk dengan pekerjaannya
entertainment muda yang menuju puncak karirnya,selasa petang Lucas
datang membawa se-tumpuk coklat di tangannya,coklat makanan kesukaanku
sejak sekolah dasar dulu,coklat selalu bisa menghilangkan kesedihan dan
duka lara ku menjalani hidup ini,dia tersenyum dan
menghampiriku,menemaniku hingga tertidur lelap setelah memakan coklat
itu bersamanya.
26 Desember 2011,ku berjalan di temani kursi
tua ini,dengan lucas di samping ku,dua tiga langkah ku lewati di antara
berimbun tanaman hijau yang menggiring ku ke danau di desa antropoba
,terdengar beberapa kicau burung yang hanyut dalam seruan angin,yang
kalah kerasnya dengan degukan hatiku,terlihat dari kejauhan danau biru
yang di dampingi beberapa pohon jati,ku duduk di antaranya pohon hijau
itu,”Indah…..begitu indah,keindahan ini Nada kehidupan yang mungkin
takkan terjadi lagi” , terdengar halus Lucas berguman,mata ku mulai
redup di sandaran bahu lucas,mengalahkan indahnya danau di
antropoba,jiwa ini terasa melayang mencoba menggapai secercah cahaya
yang melayang.
Nama ku Lucas Sinatya Ragitya,ku menunggu dia
terbangun 21 hari sudah,di kamar putih ini dia tampak lemah tak
berdaya,ku masih ingat dia mengenalkan diri di depan kelas sensei
Kurosaki,tetes air mata ini setiap mengingat senyumannya di atas kursi
berjalannya,tubuhnya tampak tak se-kukuh dulu menghadapi setiap
permainan Tuhan,senyumnya yang selalu bisa buat ku terhibur,canda
tawanya yang lucu di sela-sela rimbun rambutnya yang panjang,dia takkan
pernah pergi menghilang jika cahaya masih menyinari hidup ini.
30 juli 2011,dia meninggalkanku di antara beribu Alunan Vektor ini sendirian tanpa dirinya di samping ku.
“Sebenarnya dia tak benar-benar meninggalkan ku,akubisa menemukannya setiap detik…..”
“Di sini……di Hati ku”
No comments:
Post a Comment